Kamis, 18 November 2010
Mengunjungi Keraton Termegah di Cirebon
Mengunjungi Keraton Termegah di Cirebon
HARI Raya Idul Fitri, lebih kurang tinggal satu minggu lagi. Sebagian dari Anda tentunya sudah mempunyai rencana untuk mudik. Masa bersilaturahmi ini juga bisa digabungkan dengan waktu berlibur. Nah, jika tujuan mudik Anda adalah Cirebon, Keraton Kasepuhan bisa dijadikan tempat untuk berwisata.
Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya. Makna di setiap sudut arsitektur keraton yang didirikan pada 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II ini pun terkenal paling bersejarah.
Di areal keraton juga ada sebuah museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka serta lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta Singa Barong. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.
Oiya, sebelum memasuki keraton, tepat di bagian depannya, Anda akan menemukan alun-alun yang pada zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana. Alun-alun ini dahulu digunakan sebagai tempat latihan keprajuritan dan tempat pelaksanaan berbagai macam hukuman bagi rakyat yang melanggar peraturan.
Beralih ke sebelah barat keraton, Anda akan menemukan masjid yang cukup megah hasil karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Sedangkan di sebelah timur alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar kesepuhan yang sangat terkenal dengan pocinya.
Model bentuk keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid di sebelah barat dan pasar di sebelah timur serta alun-alun ditengahnya merupakan model-model keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir.
Perjalanan ke komplek Keraton Kasepuhan dimulai, sebelum memasuki gerbang, Anda akan menemukan dua buah pendopo. Pendopo di sebelah barat disebut Pancaratna yang dahulunya merupakan tempat berkumpulnya para punggawa Keraton. Sedangkan di sebelah timur disebut Pancaniti yang merupakan tempat para perwira keraton.
Memasuki jalan kompleks keraton, di sebelah kiri, terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan tembok bata kokoh disekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon adalah lemah duwur yaitu tanah yang tinggi.
Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek zaman Majapahit. Di sebelah utara bernama Gapura Adi sedangkan di sebelah selatan bernama Gapura Banteng. Dibawah Gapura Banteng ini terdapat Candra Sakala dengan tulisan Kuta Bata Tinata Banteng yang jika diartikan adalah tahun 1451. Sesuai dengan namanya bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti kompleks candi pada zaman Majapahit. Bangunan ini didirikan pada tahun 1529, pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Di pelataran depan Siti Inggil terdapat meja batu berbentuk segi empat yang merupakan tempat bersantai. Bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada 1800-an.
Jika setelah bersilaturahmi, Anda ingin mengajak keluarga jalan-jalan, keraton ini merupakan tempat yang tepat terutama untuk anak-anak karena mereka bisa belajar mengenai sejarah dan budaya Cirebon.
Untuk memasuki situs wisata yang berada di Jalan Kasepuhan No. 43 ini, Anda juga tidak dikenakan biaya yang mahal, cukup mengeluarkan uang sekitar Rp 3.000-Rp 5.000. Bila ingin menggunakan jasa pemandu, Anda bisa memberi uang seiklasnya. (wikipedia/*/X-12)
HARI Raya Idul Fitri, lebih kurang tinggal satu minggu lagi. Sebagian dari Anda tentunya sudah mempunyai rencana untuk mudik. Masa bersilaturahmi ini juga bisa digabungkan dengan waktu berlibur. Nah, jika tujuan mudik Anda adalah Cirebon, Keraton Kasepuhan bisa dijadikan tempat untuk berwisata.
Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya. Makna di setiap sudut arsitektur keraton yang didirikan pada 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II ini pun terkenal paling bersejarah.
Di areal keraton juga ada sebuah museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka serta lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta Singa Barong. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.
Oiya, sebelum memasuki keraton, tepat di bagian depannya, Anda akan menemukan alun-alun yang pada zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana. Alun-alun ini dahulu digunakan sebagai tempat latihan keprajuritan dan tempat pelaksanaan berbagai macam hukuman bagi rakyat yang melanggar peraturan.
Beralih ke sebelah barat keraton, Anda akan menemukan masjid yang cukup megah hasil karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Sedangkan di sebelah timur alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar kesepuhan yang sangat terkenal dengan pocinya.
Model bentuk keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid di sebelah barat dan pasar di sebelah timur serta alun-alun ditengahnya merupakan model-model keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir.
Perjalanan ke komplek Keraton Kasepuhan dimulai, sebelum memasuki gerbang, Anda akan menemukan dua buah pendopo. Pendopo di sebelah barat disebut Pancaratna yang dahulunya merupakan tempat berkumpulnya para punggawa Keraton. Sedangkan di sebelah timur disebut Pancaniti yang merupakan tempat para perwira keraton.
Memasuki jalan kompleks keraton, di sebelah kiri, terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan tembok bata kokoh disekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon adalah lemah duwur yaitu tanah yang tinggi.
Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek zaman Majapahit. Di sebelah utara bernama Gapura Adi sedangkan di sebelah selatan bernama Gapura Banteng. Dibawah Gapura Banteng ini terdapat Candra Sakala dengan tulisan Kuta Bata Tinata Banteng yang jika diartikan adalah tahun 1451. Sesuai dengan namanya bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti kompleks candi pada zaman Majapahit. Bangunan ini didirikan pada tahun 1529, pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Di pelataran depan Siti Inggil terdapat meja batu berbentuk segi empat yang merupakan tempat bersantai. Bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada 1800-an.
Jika setelah bersilaturahmi, Anda ingin mengajak keluarga jalan-jalan, keraton ini merupakan tempat yang tepat terutama untuk anak-anak karena mereka bisa belajar mengenai sejarah dan budaya Cirebon.
Untuk memasuki situs wisata yang berada di Jalan Kasepuhan No. 43 ini, Anda juga tidak dikenakan biaya yang mahal, cukup mengeluarkan uang sekitar Rp 3.000-Rp 5.000. Bila ingin menggunakan jasa pemandu, Anda bisa memberi uang seiklasnya. (wikipedia/*/X-12)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar