Kamis, 18 November 2010
Kubah Bawang Masjid Baiturrahman
Kubah Bawang Masjid Baiturrahman
DI antara sekian banyak bangunan yang hancur pada peristiwa tsunami Aceh pada 2004, salah satu bangunan yang masih bertahan adalah Masjid Baiturrahman. Selain tempat untuk beribadah, masjid ini begitu penting karena nila sejarah yang menyertainya.
Saat berkunjung ke ibu kota provinsi, Banda Aceh, sempatkanlah berkunjung ke Masjid Baiturrahman karena masjid ini merupakan karya agung Islam dan lansekap utama dari tanah Rencong.
Arsitektur Masjid Raya Baiturrahman memang berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran menarik, dan halaman luas. Ada lima kubah berbentuk bawang, dua menara yang menjulang tinggi, dinding putih yang luas dan pilar dengan desain yang indah dalam gaya India Moghul Utara.
Masjid megah ini dirancang oleh seorang arsitek Italia dan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai tanda rekonsiliasi karena masjid tua yang ada sebelumnya hancur selama perang Aceh.
Dalam pembangunan awal, hanya memiliki kubah tunggal yang diselesaikan pada 27 Desember 1883. Kemudian pada 1935, masjid yang terletak di jantung kota ini diperluas. Dua kubah baru dibangun sehingga menjadi tiga kubah. Pembangunan terakhir pada 1959-1968, diperluas lagi menjadi lima kubah.
Sekarang memiliki tujuh kubah dan delapan menara, termasuk yang diklaim sebagai menara tertinggi di Banda Aceh. Saat ini, masjid memiliki 32 pilar dan mencakup luas lebih dari 1.500 meter persegi.
Lokasi Masjid Baiturrahman dulunya merupakan bekas masjid Kerajaan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang Kota Banda Aceh pada 1873, masjid ini dibakar, kemudian pada 1875 Belanda membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya.
Banyak warga Aceh awalnya menolak untuk berdoa di Baiturrahman, karena dibangun oleh orang-orang kafir Belanda dengan ambisi untuk menaklukkan Aceh, tetapi kini Masjid Baiturrahman merupakan kebanggaan Banda Aceh.
Pada 2004, Masjid ini terselamatkan dari gempa dan tsunami tetapi mengalami beberapa kerusakan kecil. Sedangkan menara setinggi 35 meter dengan gerbang utama sekarang agak miring dan retak.
Untuk menikmati objek wisata di sekitar masjid, waktu terbaik adalah selama shalat Jumat, ketika seluruh masjid dan halaman penuh dengan orang.
Letaknya yang strategis membuat masjid ini mudah dicapai. Anda bisa menggunakan taksi atau angkutan umum Labi-Labi (transportasi lokal dengan menggunakan minibus / van). Atau Anda dapat menyewa seorang pengendara motoped.
Perjalanan ke Banda Aceh bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat yang tersedia setiap hari.(*/X-12)
DI antara sekian banyak bangunan yang hancur pada peristiwa tsunami Aceh pada 2004, salah satu bangunan yang masih bertahan adalah Masjid Baiturrahman. Selain tempat untuk beribadah, masjid ini begitu penting karena nila sejarah yang menyertainya.
Saat berkunjung ke ibu kota provinsi, Banda Aceh, sempatkanlah berkunjung ke Masjid Baiturrahman karena masjid ini merupakan karya agung Islam dan lansekap utama dari tanah Rencong.
Arsitektur Masjid Raya Baiturrahman memang berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran menarik, dan halaman luas. Ada lima kubah berbentuk bawang, dua menara yang menjulang tinggi, dinding putih yang luas dan pilar dengan desain yang indah dalam gaya India Moghul Utara.
Masjid megah ini dirancang oleh seorang arsitek Italia dan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai tanda rekonsiliasi karena masjid tua yang ada sebelumnya hancur selama perang Aceh.
Dalam pembangunan awal, hanya memiliki kubah tunggal yang diselesaikan pada 27 Desember 1883. Kemudian pada 1935, masjid yang terletak di jantung kota ini diperluas. Dua kubah baru dibangun sehingga menjadi tiga kubah. Pembangunan terakhir pada 1959-1968, diperluas lagi menjadi lima kubah.
Sekarang memiliki tujuh kubah dan delapan menara, termasuk yang diklaim sebagai menara tertinggi di Banda Aceh. Saat ini, masjid memiliki 32 pilar dan mencakup luas lebih dari 1.500 meter persegi.
Lokasi Masjid Baiturrahman dulunya merupakan bekas masjid Kerajaan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang Kota Banda Aceh pada 1873, masjid ini dibakar, kemudian pada 1875 Belanda membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya.
Banyak warga Aceh awalnya menolak untuk berdoa di Baiturrahman, karena dibangun oleh orang-orang kafir Belanda dengan ambisi untuk menaklukkan Aceh, tetapi kini Masjid Baiturrahman merupakan kebanggaan Banda Aceh.
Pada 2004, Masjid ini terselamatkan dari gempa dan tsunami tetapi mengalami beberapa kerusakan kecil. Sedangkan menara setinggi 35 meter dengan gerbang utama sekarang agak miring dan retak.
Untuk menikmati objek wisata di sekitar masjid, waktu terbaik adalah selama shalat Jumat, ketika seluruh masjid dan halaman penuh dengan orang.
Letaknya yang strategis membuat masjid ini mudah dicapai. Anda bisa menggunakan taksi atau angkutan umum Labi-Labi (transportasi lokal dengan menggunakan minibus / van). Atau Anda dapat menyewa seorang pengendara motoped.
Perjalanan ke Banda Aceh bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat yang tersedia setiap hari.(*/X-12)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar